<3 Mencintai Karena Allah <3
Pahala mencintai karena Allah Ta'ala:
-) Mu’min itu bersaudara
-) Mereka akan mendapat naungan dari Allah SWT
-) Dosa mereka akan berguguran
-) Merupakan kesempurnaan iman
Kriteria dalam memilih saudara karena Allah Ta'ala:
-) Berakal
-) Berakhlak baik
-) Selalu berbuat keta’atan,
Allah Ta'ala berfirman: "Dan Janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya lalai dari mengingat Kami dan selalu mengikuti hawa nafsunya". (
Al-Kahfi : 28)
-) Beramal sesuai sunnah
-) Selalu berbuat zuhud
-) Tanda-tanda cinta karena Allah
-) Tak lekang kena panas dan tak lapuk kena hujan
Berkata Yahya bin Mu'adz Ar-Razi: "Cinta yang hakiki yaitu tidaklah
bertambah hanya kareka kebaikan dan tidak akan berkurang hanya karena
keburukan akhlaknya.
-) Adanya keselarasan
-) Tak ada rasa dengki terhadap saudaranya
Allah Ta'ala berfirman: "Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin);
dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)".
(Al-Hasyr: 9)
-) Cintanya sebagaimana kepada dirinya sendiri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah beriman
salah seorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya sebagaimana
mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhori Muslim)
-) Barometernya adalah keta’atan
Gambaran Cinta Karena Allah:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar As-Shiddiq radiyallahu ‘anhu
Dari Abi Sa'id al-Khudri radiyallahu 'anhu berkata: Suatu ketika
Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hadapan para
shahabatnya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah telah memberikan pilihan
kepada seorang hamba antara dunia dan sesuatu yang berada disisi-Nya.
Maka hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah, Abu Sa'id
berkata: Maka menangislah Abu Bakar radiyallahu 'anhu maka kami merasa
heran dengan tangisannya itu saat Rasulullah menerangkan tentang hamba
yang diberi pilihan dan ternyata hamba tersebut adalah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu
diantara kami (HR. Bukhori Muslim)
Muhajirin dan Anshar
Allah Ta'ala memuji kaum Anshor dengan firman-Nya: "Dan mereka tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan
kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa
yang mereka berikan itu)". (Al-Hasyr: 9)
Kejadian Perang Yarmurk
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Qurthubi di dalam tafsirnya
dari Hudzaifah al 'Adawy ia berkata: Aku berangkat perang Yarmuk,
sepupuku meminta air kepadaku – memang saat itu aku mempunya sedikit air
– dan aku berguman jika ia masih bernafas aku akan memberinya minum
lalu aku memeriksanya dan aku mendapatinya masih bernafat maka aku
tanyakan kepada-Nya: bersediakah engkau aku beri minum ? maka ia
berisyarat dengan kepalanya "ya", tapi saat yang sama aku mendengar
seseorang berucap: ah … ah … maka sepupuku member isyarat kepadaku agar
mendatanginya, maka ternyata orang itu adalah Hisyam bin Al-Ash maka aku
berkata: bersediakah engkau aku beri minum ? maka ia berisyarat ' ya '
namun ia mendengar orang lain berkata: ah … ah… maka Hisyam
mengisyaratkan agar aku mendatanginya lalu aku bergegas mendatanginya
tapi ia keburu meninggal lalu aku kembali kepada Hisyam tetapi ia juga
sudah meninggal, maka aku kembali kepada sepupuku tetapi ia juga telah
meninggal.
* Disarikan dari kitab Ghidzaul albab fi
syarhi manzhumatul aadaab karya: Syekh Muhammad bin Ahmad bin Salim
As-Safaariiny Al-Hambali (1114 -1188 H)
http:// korpsmuballighsalafy.com/ akhlak/mencintai-karena-allah
Pahala mencintai karena Allah Ta'ala:
-) Mu’min itu bersaudara
-) Mereka akan mendapat naungan dari Allah SWT
-) Dosa mereka akan berguguran
-) Merupakan kesempurnaan iman
Kriteria dalam memilih saudara karena Allah Ta'ala:
-) Berakal
-) Berakhlak baik
-) Selalu berbuat keta’atan,
Allah Ta'ala berfirman: "Dan Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya lalai dari mengingat Kami dan selalu mengikuti hawa nafsunya". ( Al-Kahfi : 28)
-) Beramal sesuai sunnah
-) Selalu berbuat zuhud
-) Tanda-tanda cinta karena Allah
-) Tak lekang kena panas dan tak lapuk kena hujan
Berkata Yahya bin Mu'adz Ar-Razi: "Cinta yang hakiki yaitu tidaklah bertambah hanya kareka kebaikan dan tidak akan berkurang hanya karena keburukan akhlaknya.
-) Adanya keselarasan
-) Tak ada rasa dengki terhadap saudaranya
Allah Ta'ala berfirman: "Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)". (Al-Hasyr: 9)
-) Cintanya sebagaimana kepada dirinya sendiri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhori Muslim)
-) Barometernya adalah keta’atan
Gambaran Cinta Karena Allah:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar As-Shiddiq radiyallahu ‘anhu
Dari Abi Sa'id al-Khudri radiyallahu 'anhu berkata: Suatu ketika Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hadapan para shahabatnya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah telah memberikan pilihan kepada seorang hamba antara dunia dan sesuatu yang berada disisi-Nya. Maka hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah, Abu Sa'id berkata: Maka menangislah Abu Bakar radiyallahu 'anhu maka kami merasa heran dengan tangisannya itu saat Rasulullah menerangkan tentang hamba yang diberi pilihan dan ternyata hamba tersebut adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami (HR. Bukhori Muslim)
Muhajirin dan Anshar
Allah Ta'ala memuji kaum Anshor dengan firman-Nya: "Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)". (Al-Hasyr: 9)
Kejadian Perang Yarmurk
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Qurthubi di dalam tafsirnya dari Hudzaifah al 'Adawy ia berkata: Aku berangkat perang Yarmuk, sepupuku meminta air kepadaku – memang saat itu aku mempunya sedikit air – dan aku berguman jika ia masih bernafas aku akan memberinya minum lalu aku memeriksanya dan aku mendapatinya masih bernafat maka aku tanyakan kepada-Nya: bersediakah engkau aku beri minum ? maka ia berisyarat dengan kepalanya "ya", tapi saat yang sama aku mendengar seseorang berucap: ah … ah … maka sepupuku member isyarat kepadaku agar mendatanginya, maka ternyata orang itu adalah Hisyam bin Al-Ash maka aku berkata: bersediakah engkau aku beri minum ? maka ia berisyarat ' ya ' namun ia mendengar orang lain berkata: ah … ah… maka Hisyam mengisyaratkan agar aku mendatanginya lalu aku bergegas mendatanginya tapi ia keburu meninggal lalu aku kembali kepada Hisyam tetapi ia juga sudah meninggal, maka aku kembali kepada sepupuku tetapi ia juga telah meninggal.
* Disarikan dari kitab Ghidzaul albab fi syarhi manzhumatul aadaab karya: Syekh Muhammad bin Ahmad bin Salim As-Safaariiny Al-Hambali (1114 -1188 H)
http://
Tidak ada komentar:
Posting Komentar