Rabu, 30 Januari 2013

Doa Ketika Ada Petir (Guntur, Gluduk Atau Halilintar)

Abu Muhammad

Ar Ra’du (petir) adalah suara yang didengar dari awan. Sedangkan Ash Showa’iq (kilat) adalah api (cahaya) yang muncul dari langit bersamaan dengan suara petir yang keras. (Rosysyul Barod, 381, Darud Da’i Linnashri wat Tawzii’). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang petir, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ

”Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.”

Doa Ketika Hujan Turun

Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.

“Dua doa yang tidak pernah ditolak; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. [Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078].

Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. [Fathul Qadir 3/340].

Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dahulu apabila melihat hujan beliau berdo’a:

ALLAHUMA SHOYYIBAN NAA FI’AN

(Ya Allah, jadikanlah (hujan ini) hujan yang bermanfaat) [HR.Bukhari]

Ibnu Hajar al Asqolani rahimahullah menjelaskan, bahwa do’a tersebut dianjurkan (untuk dibaca) setelah hujan turun demi mendapatkan kebaikan dan keberkahan yang lebih. [Fath al-Bari, Jilid 2, hal.659]. Sedangkan Imam an Nawawi rahimahullah menerangkan bahwa hal itu dilakukan ketika mulai turun hujan, sebagaimana hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Kami pernah kehujanan ketika bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menyingkap bajunya hingga beliau terguyur air hujan. Maka itu kami bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal demikian? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Karena hujan itu baru mengenali Rabb-nya ta’ala. [HR.Ahmad, jilid 3, hal.133 dan 267, al Bukhari dalam kitab al Adab al Mufrad, no.571, Muslim, no.898, Abu Dawud, no.5100, an Nasa’I di as Sunan al Kubra, no.1849]

Do’a Ketika Angin puting beliung (angin kencang, angin ribut atau badai topan)

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa angin itu ada jenis:

Angin yang bertiup biasa dan tidak menakutkan. Tidak disunnahkan untuk mengucapkan zikir tertentu.
Angin yang bertiup kencang dan menakutkan. Bila angin bertiup kencang maka kita tidak boleh mencelanya, tetapi mengucapkan zikir sebagaimana zikir Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam. [Diringkas dari Syarh Riyadhus Shalihin].

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

”Allahumma innii as’aluka khairaha wa khaira maa fiihaa wa khaira maa ursilat bihi wa ’udzu bika min syarriha wa syarri maa fiihaa wa syarri maa ursilat bihi”

virus cinta

Virus cinta atau penyakit Al-Isyq (cinta yang tercela) hanya akan menjangkiti orang-orang yang hatinya:

1. Kosong dari rasa mahabbah (cinta) kepada Allah.
2. Selalu berpaling dari-Nya.
3. Dipenuhi kecintaan kepada selain-Nya.

Penyakit Al-Isyq terjadi dengan dua sebab:

1. Karena MENGANGGAP INDAH apa-apa yang dicintainya.
2. Perasaan INGIN MEMILIKI apa yang dicintainya.

Jika salah satu dari dua faktor ini tidak ada, niscaya virus tidak akan berjangkit.

Hati yang penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu dengan-Nya, akan kebal terhadap serangan virus ini.

(Zaadul Ma'ad, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
Nabi shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam bersabda,

إن العبد إذا قام يصلي أتي بذنوبه كلها ، فوضعت على رأسه وعاتقيه ، فكلما ركع أو سجد تساقطت عنه

“Sesungguhnya, ketika seorang hamba berdiri sholat, didatangkanlah seluruh dosanya, kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua bahunya, maka ketika ia ruku’ dan sujud dosa-dosa tersebut berjatuhan dan berguguran.”
{HR.Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubro III/10. Disebutkan dalam shohiihul jami’.}

Al-Imam Munawy berkata, “Pengertian hadits di atas adalah manakala seorang hamba menyempurnakan suatu rukun (sholat), maka gugurlah darinya dosa-dosanya karena sholatnya. Maka manakala ia menyempurnakan sholatnya, sempurna pula proses jatuhnya dosa tersebut. Hal ini berlaku pada sholat yang disertai dengan kesempurnaan syarat, rukun serta khusyu’nya. Sebagaimana dipahami dari lafazh “al-‘Abd” dan “al-Qiyaam.” Hal itu mengisyaratkan bahwa hamba tersebut sedang berdiri di hadapan Sang Raja Diraja dengan perasaan seakan ia adalah hamba yang hina dina.”
{lihat Faidhul Qodiir,II/368}

[Dikutip dari buku “33 Sababan lil khusyu’ fish sholah” Asy-Syeikh Muhammad Sholeh Al-Munajjid hafizhohulloh, edisi terjemah “33 Kiat Mencapai Kekhusyukan dalam Sholat”, Pustaka At-Tibyan.]

apakah harta melimpah berarti suatu kebaikan ?

Apabila kalian melihat orang yang senantiasa berbuat dosa, enggan melakukan perintah Allah bahkan senantiasa melanggar larangan-Nya tapi hartanya selalu melimpah, ketahuilah bahwa itu bukan berarti Allah Ta'ala memberikan kebaikan atau keutamaan kepada mereka. Justru sebaliknya, harta tersebut merupakan ISTIDRAJ dari Allah Ta'ala kepada mereka.

Allah Ta'ala berfirman:

نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لَّا يَشْعُرُونَ. أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُم بِهِ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ

"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (Al-Mu’minun: 55-56).

Senin, 21 Januari 2013

Akhlak Indah

Berakhlak baik menghadapi lawan merupakan akhlak indah yang jarang sekali orang bisa menerapkannya, namun Imam Syafi’i termasuk ulama yang mampu menahan dirinya dari sikap emosi dan beliau bisa bersikap arif seperti perintah Allah:

خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.(QS. Al-A’raf: 199)

Imam Syafi’i berkata:

قُلْ بِمَا شِئْتَ فِيْ مَسَبَّةِ عِرْضِيْ فَسُكُوْتِيْ عَنِ اللَّئِيْمِ جَوَابُ
مَا أَنَا عَادِمُ الْجَوَابِ وَلَكِنْ مَا مِنَ الأُسْدِ أَنْ تُجِيْبَ الْكِلاَبَ

Berkatalah sesukamu untuk menghina kehormatanku

Diamku dari orang hina adalah suatu jawaban

Bukan berarti saya tidak memiliki jawaban tetapi

Tidak pantas singa meladeni anjing.

[Diwan Asy-Syafi’i hal. 44]


Imam Syafi’i juga pernah mengatakan:

يُخَاطِبُنِيْ السَّفِيْهُ بِكُلِّ قُبْحٍ فَأَكْرَهُ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ مُجِيْبَا
يَزِيْدُ سَفَاهَةً فَأَزِيْدُ حِلْمًا كَعُوْدٍ زَادَهُ الاِحْرَاقُ طِيْبَا

Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek

Maka saya tidak ingin untuk menjawabnya

Dia bertambah pandir dan saya bertambah lembut

Seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi.

[Diwan Asy-Syafi’i hal. 156]

Subhanallah, demikianlah akhlak yang indah.

Jumat, 18 Januari 2013

Senyum Merekah bersama Tetesan Embun

Bismillahirrahman nirrahiim...

Teman-teman yang baik...
pernahkah kamu merasakan betapa dada sesak seakan terhimpit batu besar...berat beban yang dipikul, tapi tak bisa dilepas dan dibiarkan.

Ya...himpitan yang membuat sesak, beban yang dipikul, harus tetap dilalui...
jalan yang rumit dan licin penuh rintangan, harus dijalani
ujung yang belum terlihat...gelap tertutup kabut, harus ditembus
pelan kupaksakan diri melalui semuanya, menjalani satu persatu
selangkah demi selangkah...
dengan uraian embun dan kasih sayangNya....

Teman...
pernahkah kau memahami kami...?
berjalan kesana kemari mencari butir-butir untuk mengisi kebutuhan sang buah hati....
tak banyak yang kuraih, tapi ada cinta yang tulus di sana
memacu lelah menjadi senyuman
dengan harapan senyuman dari buah hati akan merekah lebih dan lebih lagi

pernahkah kau bayangkan...
ketika cemas melanda, lelah menerpa...
kau tenang di posisi yang nyaman
kau luapkan segala rasa pada pasanganmu
kau genggam tangannya dan memohon perlindungan dan ketenangan
kaupun tersenyum lega

menurutmu...
tak inginkah kami merasakan seperti yang kau rasakan?
tak inginkah kami merasa tenang dan nyaman ?

lalu...
ketika ada uluran tangan yang ingin mengangkat martabat kami
ingin melindungi dan menemani kami
apakah kami harus menolak?

sementara....itulah yang kami harapkan

lalu....
salahkah kami ketika ada seseorang mengulurkan setangkai harapan pada kami...?

aku ingin menyambut harapan yang disodorkan
aku senang
bersyukur
masih ada yang bersedia memberi harapan
walau di tangan yang lain ada setangkai harapan yang sudah digenggam olehnya....
dan aku hanyalah harapan kedua

jadi...
sebelah mana salah kami...?

tak ada keinginan untuk mengganggu
tak ada terbersit untuk merebut
apalagi menyingkirkan...

naudzubillah tsumma naudzubillah

Sunnah Nabi Ketika Hujan Turun

Abu Muhammad

Oleh: Abu Musa al Atsari hafizhahullah


Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa agama Islam telah sempurna. Sehingga tidak sedikitpun agama ini membutuhkan pengurangan atau penambahan. Pelajaran-pelajaran agama telah sempurna dan sunnah-sunnah beliau telah lengkap, dan di antara pelajaran agama yang telah di ajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jelaskan kepada umat Islam adalah sunnah beliau ketika turun hujan. Ada beberapa sunnah yang Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam contohkan tatkala itu, berikut di antaranya:

Sabtu, 12 Januari 2013

# LALAT #

  • Novy Ummu Jauza Al-Arif

  • Hadits Abu Hurairah

  • عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِيْ إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِيْ الآخَرِ شِفَاءً

  • Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya”.



Warisan ilmu lebih baik daripada emas dan perak.

Jiwa yang shalih lebih baik ketimbang mutiara.

Namun, tidak akan didapatkan ilmu dengan badan yang santai.

[Yahya bin Abi Katsir Rahimahullah, Jami' Bayanil Ilmi wa Fadhlihi]

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa ‘ala alihi wa
sallam bersabda :

“ ﺍَﺫِﺇ ْﺖَﻌَﻗَﻭ ْﻢُﻛِﺪَﺣَﺍ ُﺔَﻤْﻘُﻟ ﺎَﻫْﺬُﺧْﺄَﻴْﻠَﻓ ِﻂْﻤُﻴْﻠَﻓ
ْﻦِﻣ ﺎَﻬِﺑﺎَﻣ ﻯَﺫَﺃ ﺎَﻬْﻠُﻛْﺄَﻴْﻟَﻭ َﻭ ﺎَﻬْﻋَﺪَﻳﺎَﻟ ِﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻠِﻟ ”.
 
Artinya :
“Apabila suapan seseorang di antara kalian
jatuh maka hendaklah ia mengambilnya,
menghilangkan kotoran yang ada padanya,
lalu memakannya dan janganlah
meninggalkannya untuk syaithon..” (Shahih
Muslim no:2033)

Kamis, 10 Januari 2013

BILA PARA SAHABAT SAJA BERTANYA, KENAPA ORANG SETELAHNYA MALAH NGARANG SENDIRI?

Dari Ka’b bin Ujrah . Ia berkata, “Rasulullah keluar menuju kami lalu kami pun berkata, ‘Kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?’ Beliau menjawab, “Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Al-Bukhari (no. 3370) dan Muslim (no. 406)

Dari hadits Abu Mas’ud . Ia berkata, “Rasulullah datang kepada kami dan kami bersama Sa’d bin ‘Ubadah. Lalu Basyir bin Sa’d berkata kepada beliau, ‘Allah memerintahkan kami bershalawat kepadamu, wahai Rasulullah. Lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?’ Rasulullah pun diam sehingga kami berangan-angan seandainya dia tidak menanyakannya.

Lalu beliau bersabda, ‘Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Diriwayatkan juga oleh Muslim (no. 405)

---------------------------

Rabu, 09 Januari 2013

Islam, Iman dan Ihsan

Kategori: Aqidah

Pembaca yang budiman, di kalangan tarekat sufi sangat terkenal adanya pembagian agama menjadi 3 tingkatan yaitu: Syari’at, Ma’rifat dan Hakikat. Orang/wali yang sudah mencapai tingkatan ma’rifat sudah tidak lagi terbebani aturan syari’at; sehingga dia tidak lagi wajib untuk sholat dan bebas melakukan apapun yang dia inginkan… demikianlah sebagian keanehan yang ada di seputar pembagian ini. Apakah pembagian semacam ini dikenal di dalam Islam?

Islam Mencakup 3 Tingkatan

Dengan apa kamu mengenal Rabbmu ?
Soal : Dengan apa kamu mengenal Rabbmu ?

Jawaban :


Aku mengenal-Nya dengan ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk-Nya : malam, siang, matahari, bulan, langit yang tujuh dan bumi yang tujuh serta siapa yang ada padanya dan apa saja yang ada di antara keduanya.


Apa dalilnya ?
Firman Allah Ta’ala :



MISTERI PIRING TERBANG (UFO)



Bismillah,
Sejak lama, persoalan UFO (Unidentified Flying Objeck) atau sering di sebut dengan “piring terbang” masih menjadi misteri. Baik di kalangan ilmuan, ataupun di kalangan ulama Islam.

Sementara,
topik tentangnya selalu di perbaharui oleh kabar tentang munculnya UFO, tentang kesaksian seseorang yang mengklaim melihat piring terbang, serta Crop circle yang sebagian kalangan meyakini sebaggai hasil karya UFO.

Jumat, 04 Januari 2013

Fatwa Ulama: Bisikan Hati Untuk Melakukan Dosa Apakah Dianggap Berdosa?
Kategori:

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin -rahimahullah-

Soal:
Wahai Syaikh yang kami hormati, apakah setiap bisikan hati itu dimaafkan? Syaikh, semoga Allah senantiasa menjaga anda, lalu bagaimana mencari titik tengah antara hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:


إن الله تجاوز عن أمتي ما حدثت به أنفسها ما لم تعمل أو تتكلم
Sungguh Allah memaafkan bisikan hati dalam diri umatku, selama belum dilakukan atau diucapkan
dengan firman Allah Ta’ala:


وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Barangsiapa berada di dalamnya lalu ia menginginkan untuk menyimpang bersama kezhaliman, Allah akan menimpakan kepadanya adzab yang pedih

Membaca Al Qur'an sambil Berbaring

Membaca Al Qur'an sambil Berbaring

Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

Soal:
Bolehkah membaca Al Qur’an sambil berbaring di tempat tidur? Dan apa yang dilakukan ketika membaca ayat sajadah?

Jawab:

Ya, membaca Al Qur’an sambil berdiri, sambil duduk, sambil bersujud, dan sambil berbaring, semuanya boleh. Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

Selasa, 01 Januari 2013

BOLEHKAH COPAS ?

BOLEHKAH COPAS & NGASIH LINK ?


▬► ILMU AGAMA itu kan emang copas

Maksudnya :

ULAMA SEKARANG DI ATAS SUNNAH


»̶๑๑«̶
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى كَذَلِكَ

“Akan senantiasa ada sekelompok orang dari kalangan ummatku yang menegakkan/ berdiri di atas perintah Allah, tidak akan memadhorotkan mereka siapa yang menghina dan menyelisihi mereka sampai datang perkara Allah (yaitu hari kiamat) dan mereka tetap dalam keadaan demikian“. [Muttafaqun 'alaih, hadits dari Mu'awiyah]



Para Ulama Sekarang Yang Berjalan Di Atas As-Sunnah Antara Lain:

WEBSITE PARA USTADZ [ Web para ustadz yg dikelola scr pribadi ]


Oleh :
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (http://rumaysho.com/)
Pusat Informasi

Para pengunjung rumaysho.com yang semoga selalu dirahmati oleh Allah, berikut kami sajikan beberapa website dan blog dari para ustadz dan teman dekat kami yang bisa dijadikan rujukan belajar Islam dan bertanya mendalam tentang Islam.

MESIN PENCARI AHLUS SUNNAH ( AS SUNNAH )


DUNIA MAYA adalah dunia TANPA TAPAL BATAS.
Sekali Anda mengetikkan satu kata kunci (misal: Islam) ke dalam mesin pencari (Google, misalnya), maka :
•►Anda akan dibawa kepada ratusan ribu, jutaan, bahkan puluhan juta hasil pencarian. Itu semua adalah informasi yang berserakan di dunia maya, informasi yang shahih dan terpercaya BERCAMPUR dalam perangkap informasi-informasi yang menyesatkan,

LALU
▬► BAGAIMANA ANDA MEMILAHNYA ?

untuk apa hidup?

Kalau menjalani hidup, sesuai apa yang kita mau dan suka saja..
Buat apa Allaah mengutus Rasulullaah? Buat apa Allaah menurunkan Al-Qur'an?
Buat apa kita beragama Islam jika semua dikembali kepada aturan pribadi?

Kalaulah di dunia hanya untuk mencari kepuasan dan kesenangan dunia semata, tanpa mau berlelah lelah berjuangan mentauhidkan Allaah dan tunduk patuh sesuai kepada apa yang Ia perintahkan (bukan sesuai apa yang kita suka).

Untuk apa hidup..?
Mari bersihkan hati dari buruk sangka
Abu Muhammad Herman



Terkadang Syaitan membisikkan ke dalam hati kita, bahwa si Fulan atau Fulanah bermaksud riya' dengan tulisan atau perkataannya, padahal belum tentu si Fulan atau Fulanah bermaksud riya'.

Fawaid yang pernah ana dapat dari paklik Hasan Al-Jaizy di salah satu status FB-nya:

من الإمكان أن تظنه مرائيا وهو لا يقصده

"Bisa saja kamu mengiranya (berbuat) riya', sedangkan (sebenarnya) ia tidak bermaksud riya" 

Mari bersihkan hati dari buruk sangka