Senin, 27 Agustus 2012

Syiah indonesia mempersiapkan revolusi

Demikian menurut pengakuan mantan syiah indonesia. berikut ini beritanya

Imamah adalah kewajiban dalam doktrin Syiah. Ketika dia menjadi wajib, maka dia harus diperjuangakan. Menurut mantan pengikut Syiah, Ustadz Roisul Hukama, persiapan Revolusi yang seperti terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan Syiah di Indonesia. “Itu cita-cita. Jelas sekali,” tandasnya kepada para wartawan, kemarin, Selasa (24/01)

Sabtu, 18 Agustus 2012

Keluarga Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم
Para Ulama Ahlul Hadits

بسم الله الرحمن الرحيم


Biografi para ulama ahlul hadits mulai dari zaman sahabat hingga sekarang yang masyhur :

1. Khalifah ar-Rasyidin :
• Abu Bakr Ash-Shiddiq
• Umar bin Al-Khaththab
• Utsman bin Affan
• Ali bin Abi Thalib

Selasa, 14 Agustus 2012

Apakah Orang Mati Bisa Mendengar?
 
Pada sebuah kesempatan,
Syaikh Prof.Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Abdul Latief *) ditanya:

Apakah orang mati dapat mendengarkan hal-hal yang terjadi disekitarnya? Ketika seseorang meninggal, apakah ia dapat merasakan apa yang ada disekitarnya, seperti keberadaan keluarganya, sebelum ia dimandikan, dikafankan lalu dikubur? Lalu apakah mayat tersebut dapat mendengarkan suara-suara disekelilingnya? Karena terdapat hadits yang menyatakan bahwa mayat dapat mendengar hentakan sandal orang yang menguburkannya.
<3 Selalu Kagum Membaca Tentang Rasulullaah <3
 
Mengenang kembali
bagaimana fisik dari Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallam
 
Ummu Ma’bad Al-Khuzaiyah pernah berkata tentang diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia menggambarkan
beberapa sifat beliau di hadapan suaminya, saat beliau lewat di kemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah,

Rabu, 08 Agustus 2012

Amalan Amalan Untuk Menghidupkan Malam Lailatul Qadar Bagi Wanita Haid
Pertanyaan:
Bagaimana cara wanita haid menghidupkan lailatul qadar?

Jawaban:
Untuk wanita haid yang ingin medapatkan malam lailatul qadar.

Wanita haid bisa melakukan banyak ibadah selain shalat.

10 malam terakhir ramadhan
mari bersiap untuk berjumpa dg lailatul qodar..
ia sebobot amalan selama 83tahun.

Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam telah memberikan gambaran tentang tanda-tanda malam Lailatul Qadar. Hal ini beliau sampaikan di beberapa haditsnya, di antaranya adalah:

Sabtu, 04 Agustus 2012

#Tawadhu'#
Ust. Nuzul LC

Bakar bin Abdillah berkata: "Apabila engkau melihat orang yang lebih tua umurnya darimu, katakanlah: "Orang ini sudah mendahuluiku dalam beriman dan beramal shalih, ia tentu lebih baik dariku."

Apabila engkau melihat orang yang lebih muda umurnya darimu, katakanlah: "Aku telah mendahuluinya berbuat dosa dan kemaksiatan, tentu ia lebih baik dariku."

Dan apabila engkau melihat sahabat-sahabatmu menghormati dan memuliakanmu, maka katakanlah: "Ini adalah keutamaan yang akan diperhitungkan nanti."

Kalau engkau mereka kurang menghormatimu, maka katakanlah: "Ini adalah akibat dosa yang kuperbuat sendiri."

(Shifatus Shofwah III : 248)

Betapa indahnya nasehat yang diberikan beliau, semoga kita dapat mengikuti akhlak para ulama salaf.
Sikat Gigi Saat Puasa

August 8, 2011

Pertanyaan:
Bolehkah Sikat gigi saat puasa?
Setiono Topandi (XXXXXXndi@XXXXX.com)

Jawaban:
Gosok Gigi Ketika Puasa dan Hukum Memakai Odol
Gosok gigi dianjurkan dalam setiap keadaan, baik ketika puasa maupun di luar puasa, baik di pagi hari maupun siang hari. Dalilnya:

Jumat, 03 Agustus 2012

APAKAH SETIAP AMAL YANG TIDAK DILAKUKAN DI JAMAN NABI DISEBUT BID'AH ?
Ada dua pendapat ’ekstrim’ terkait dengan bahasan ini.

Satu pendapat mengatakan bahwa segala sesuatu yang tidak dikerjakan di jaman Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam tidak bisa disebut bid’ah. Ini tergantung niat atau bentuknya. Jika niat atau bentuknya (mereka anggap) baik, maka jadilah ia bid’ah yang baik (bid’ah hasanah). Bisa dikatakan, tidak ada kamus bid’ah dalam bahasa syari’at mereka. Pendapat ini dianut oleh kebanyakan penggemar bid’ah.
tentang "Nawaitu shaumal ghadin dst...dst.."...
CATET INI......!!

Biar nanti kalau anak cucu kita bertanya, kita bisa memberikan penjelasan kepada mereka

Mungkin diantara kita bertanya2, jika niat puasa "Nawaitu shaumal ghadin ..dst..dst " itu tidak ada contohnya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka sebenarnya lafazh niat ini darimana asal usulnya?


Nah, perlu di ketahui, bahwa mayoritas umat islam di negri kita adalah mengaku bermazhab Syafi'i, sehingga sejak dulu mereka (para thullabnya) membaca kitab2 ulama yang konon katanya bermazhab syafi'i, tanpa mau melihat lagi apakah ajaran ulama tsb sesuai dalil yang shahih atau malah menyelisihi dalil yang shahih.


Asal usul niat puasa "Nawaitu shaumal ghaddin 'an adaa'i fardhi romadhoni hadzhissanati lillahi ta'ala", salah satunya berasal dari Muhammad bin Qassim Al-Ghazi, seorang ulama bermazhab Syafi'i,

Ia berkata dalam kitabnya Fathul Qarib Mujib:

ويجب التعيين في صوم الفرض كرمضان، وأكمل نية صومه أن يقول الشخص نويت صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى


"Wajib Ta’ayin niat pada puasa fardhu seperti ramadhan, sedangkan sempurnanya niat puasa jika di katakan “Nawaytu shauma ghaddin 'an adaa'i fardhi romadhoni hadzhissanati lillahi ta'ala”.

[Fathul Qarib Mujib, Bab Kitab Bayan Ahkami Shiyam ]

Nah,

Ternyata ajaran serupa juga terdapat pada kita fiqh Syafi'iyyah lainnya seperti Nihyatul Muhtaj, karya Syihabudin Ar Ramliy.

Allahul musta'an.


~Abu Ayaz~ JyL

.. Syari'at & Takdir ..

Allah Ta’ala telah mewajibkan bagi kita syariat-Nya dan memerintahkan kita dengan syariat tersebut. Sehingga yang tersisa bagi kita hanya ada dua pilihan.

Pertama, kita berprasangka baik bahwa Allah. Dia telah menetapkan takdir yang baik bagi kita dan menakdirkan kita sebagai penghuni surga. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya rahmat-Nya itu mendahului kemarahan-Nya, ridha-Nya lebih Dia kedepankan dari pada rasa kebencian-Nya. Tempuhlah takdir yang demikian! Berlakulah dengan perbuatan layaknya calon penghuni surga. Setiap orang akan dimudahkan menuju takdirnya.

Kedua, kita berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala. Dia akan memasukkan kita ke neraka dan kita memilih jalan-jalan yang mengantarkan kita ke neraka, wal’iyadzbillah.

Inilah keimanan kita terhadap takdir Allah yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Jangan sampai karena permasalahan ini tidak terjangkau oleh akal kita atau karena kita belum memahaminya, kemudian kita lebih mendahulukan berburuk sangka kepada Allah. Allahu a’lam

Disadur dari: islamqa.com
status fb _ NChan

::Miliki Rasa Harap (raja’) dan Takut (khauf)::
Sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk memiliki rasa harap (raja’) dan takut (khauf) dalam dirinya. Yaitu senantiasa berharap atas rahmat Allah dan tidak berputus asa darinya, dan senantiasa takut akan datangnya adzab dan siksa Allah ta’ala. Bagaimana selayaknya menyeimbangkan antara kadar harap (raja’) dan takut (khauf) pada diri seseorang? Berikut uraian singkat mengenai masalah tersebut. -dinukil dari Buku Mutiara Faidah Kitab Tauhid -