<3 Selalu Kagum Membaca Tentang Rasulullaah <3
Mengenang kembali bagaimana fisik dari Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallam
Ummu Ma’bad Al-Khuzaiyah pernah berkata tentang diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia menggambarkan beberapa sifat beliau di hadapan suaminya, saat beliau lewat di kemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah,
“Dia sangat bersih, wajahnya berseri-seri, bagus perawakannya, tidak
merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil,
elok dan tampan, bagian hitam matanya sangat hitam, bulu matanya
panjang, tidak mengobral bicara, lehernya panjang, matanya jelita,
memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung., rambutnya
hitam, jika diam dia tampat berwibawa, jika berbicara dia tampak
menarik, dia adalah orang yang paling elok dan menawan dilihat dari
kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat, bicaranya manis, rinci,
tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, bicaranya seakan-akan
merjan yang tertata rapi dan landai, perawakannya sedang-sedang, mata
yang memandangnya tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak
sebal karena perawakannya yang tinggi (badannya), seakan satu dahan di
antara dua dahan, dia adalah seorang dari tiga orang yang menarik
perhatian, paling bagus tampilannya, mempunyai rekan-rekan yang
menghormatinya, jika beliau berbiacara mereka menyimak perkataannya,
jika beliau memberikan perintah, mereka bersegera melaksanakan
perintahnya, dia orang yang ditaati, disegani, dikerumuni orang-orang,
wajahnya tidak membereggut dan tidak pula orang yang diremehkan.”
Ali bin Abi Thalib juga berkata menyifati diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Beliau bukan orang yang terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek,
orang yang berperawakan sedang-sedang, rambutnya tidak kaku dan tidak
pula keriting, rambutnya lebat, tidak gemuk dan tidak kurus, wajahnya
sedikit bulan (oval), bola matanya sangat hitam, bulu dadanya lembut,
tidak ada bulu-bulu di badan, telapak tangan dan kakinya tebal, jika
berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun (cepat),
jika menoleh seluruh badannya ikut menoleh, di antara kedua bahunya ada
cincin nubuwah, yaitu cincin para nabi, telapak tangannya yang terbagus,
dadanya yang paling bidang, yang paling jujur bicaranya, yang paling
memenuhi perlindungan, yang paling lembut perangainya, yang paing mulia
pergaulannya, siapa pun yang tiba-tiba memandanganya tentu segan
kepadanya, siapa yang bergaul dengannya tentu akan mencintainya.”
Kemudian dia berbicara lagi, “Aku tidak pernah melihat orang yang
seperti beliau, sebelum maupun sesudahnya.”
Dalam sebuah riwayat darinya disebutkan,
“Kepalanya besar, tulang-tulang sendirnya besar, bulu matanya panjang,
jika berjalan seperti sedang berjalan di jalanan yang menurun.”
Jabir bin Samurah berkata,
“Mulutnya besar, matanya lebar dan tidak banyak tumpukkan dagingnya.”
Abu Thufail berkata,
“Kulitnya putih, wajahnya berseri-seri dan perawakannya sedang-sedang
(tidak gemuk dan tidak kurus, tidak tinggi dan tidak pendek)”
Anas bin Malik berkata,
“Kedua telapak tangannya lebar.” Dia juga berkata, “Warna kulitnya
elok, tidak putih sopak dan tidak terlalu coklat, kuat kepalanya, di
kepala atau jenggotnya hanya dua puluh helai uban,
Dia juga berkata,
“Ada beberapa helai uban di pelipisnya.” Dalam riwayat lain disebutkan,
“Di kepalanya beberapa helai uban yang berpencar-pencar.”
Abu Juhaifah berkata,
“Kulihat uban di bawah bibirnya yang bawah, yang disebut al-anfaqah.”
Abdullah bin Bisri berkata,
“Di bawah bibirnya yang bawah ada beberapa helai uban.”
Al-Barra berkata,
“Perawakannya sedang, dua bahunya bidang, memiliki rambut mencapai daun
telinga. Kulihat beliau mengenakan jubah warna merah, tidak pernah
kulihat yang sebagus itu.”
Al-Barra berkata,
“Beliau adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling bagus akhlaknya.”
Al-Barra pernah ditanya,
“Apakah wajah beliau seperti pedang?” Dia menjawab, “Tidak, tetapi
wajah beliau seperti rembulan. Dalam suatu riwayat disebutkan, “Wajahnya
bulat.”
Ar-Rubayyi bin Mu’awwidz berkata,
“Saat melihat beliau seakan-akan aku sedang melihat matahari yang sedang terbit.”
Jabir bin Samurah berkata,
“Aku pernah melihat beliau pada suatu malam yang cerah tanpa ada
mendung. Kupandangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ganti
kupandang rembulan. Ternyata menurut penglihatanku beliau lebih indah
daripada rembulan.”
Abu Hurairah berkata,
“Tidak pernah
kulihat sesuatu lebih bagus daripada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Sekan-akan matahari berjalan di wajahnya dan tidak pernah
kuliat seseorang yang jalannya lebih cepat daripada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seakan-akan tanah menjadi landai bagi
beliau. Kami sudah berusaha mencurahkan kekuatan, tetapi seakan-akan
beliau tidak peduli.”
Ka’ab bin Malik berkata,
“Jika sedang gembira, wajah beliau berkilau, seakan-akan wajah beliau adalah sepotong rembulan.”
Saat sedang berada di dekat Aisyah, beliau berkeringat, hingga membuat
raut muka beliau berkilau. Kemudian hal ini digambarkan Abu Kabir
Al-Hudzali dalam syairnya.
“Jika kulihat raut mukanya ada kilauan yang memancar di sana.”
Setiap kali Abu Bakar melihat beliau, maka dia berkata,
“Yang terpercaya dan pilihan, kepada kebaikan dia menyeru. Seperti bulan purnama yang mengenyahkan kegelapan.”
Jika sedang marah, muka beliau memerah,
seakan-akan kedua tulang pipinya terbelah buah delima.
Jabir bin Samurah berkata,
“Kedua lengannya halus dan lembut, jika tertawa hanya tersenyum, dan
setiap kali aku memandangnya, maka kukatakan, “Dua mata yang bercelak,
tetapi tidak layaknya celak.”
Ibnu Abbas berkata,
“Ada
celah di antara gigi-gigi serinya. Jika sedang berbicara, terlihat ada
semacam cahaya yang memancar dari gigi-gigi seri itu.”
Leher
beliau seperti leher boneka yang terbaut dari perak yang mengkilat,
mulutnya indah dan lebar, jenggotnya lebat, keningnya lebar, hidungnya
indah, kedua pipinya lembut dan empuk, dari leher depannya hingga ke
pusarnya melajur seperti tongkat, hanya di dada dan perutnya yang ada
bulunya, lengan dan betisnya juga ada rambutnya, perut dan dada
sama-sama bidang, pergelangan tangannya panjang, telapak tangannya
lebar, bentuk tulang lengan dan betisnya bagus, telapak kakinya yang
tengah melengkung, anggota-anggota badannya panjang, jika badannya
condong, maka condongnya itu kuat, langkah-langkah kaki itu lebar dan
berjalan dengan tenang.
Anas berkata,
“Aku tidak pernah
menyentuh kain sutra yang lebih halus daripada telapak tangan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku tidak pernah mencium suatu aroma
minyak kesturi atau bau apapun yang lebih harum daripada aroma dan bau
(keringat) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Abu Juhaifah berkata,
“Aku pernah memegang tangan beliau lalu kutempelkan di wajahku.
Ternyata tangan beliau lebih dingin daripada es dan lebih harum daripada
aroma minyak kesturi.”
Jabir bin Samurah berkata, selagi dia masih kecil,
“Beliau pernah mengusap pipiku. Kurasakan tangannya benar-benar dingin
dan harum, seakan-akan beliau baru mengeluarkannya dari tempat
penyimpanan minyak wangi.”
Anas berkata,
“Butir-butir keringatnya seperti mutiara.”
Ummu Salamah juga berkata,
“Keringatnya lebih harum daripada minyak wangi.”
Jabir berkata,
“Beliau tidak melewati jalan lalu seseorang membuntutinya melainkan dia
bisa mengetahui bahwa beliau telah lewat, dari keharuman bau
keringatnya.”
Di antara kedua bahunya ada tanda nubuwah
seperti telur burung merpati.
----------------------------------------------------------
Tidak kah kita ingin bertemu dengan beliau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar